Kata kata hikmah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• Selama hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangka.”
~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• “Orang itu dikatakan dekat dengan ALLAH selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.” ~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• “Bantulah orang fakir dengan sebahagian harta kalian. Jangan pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya baik sedikit mahupun banyak. Raihlah kasih sayang ALLAH dengan pemberian kalian. Bersyukurlah kepada ALLAH yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah hadiah dari ALLAH sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak hadiah itu?! Bohong kalau kalian mendengar nasihat dan menangis di hadapanku, tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan bahawa tangisan kalian belum kerana ALLAH.”
~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• “Apabila kebenaran keimananmu telah terbukti dan kamu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan ALLAH dan dengan idzin ALLAH juga, maka hendaklah kamu tetap bersabar dan redha serta patuh kepada-Nya. Janganlah kamu melakukan apa saja yang dilarang oleh ALLAH Apabila perintah-Nya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah kamu bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya upayamu untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya itu.”
~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• “Hendaklah kamu berserah diri dan bertawakal sepenuhnya kepada ALLAH di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melaluimu. Jika kebaikan yang didapati, maka bersyukurlah. Dan jika bencana yang menimpamu, bersabarlah dan kembalilah kepada Dia. Kemudian rasakan keuntungan yang didapati dari apa yang kamu anggap sebagai bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui perkara itu sejauh kemampuan yang kamu miliki dengan cara keadaan rohani yang telah diberikan kepadamu. Dengan cara inilah kamu dinaikan dari satu peringkat ke peringkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalan menuju ALLAH, supaya kamu dapat mencapai Dia.
• Kemudian kamu akan disampaikan kepada satu kedudukan yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh sebelummu. Dengan demikian kamu akan dekat dengan ALLAH agar kamu dapat melihat kedudukan orang-orang sebelummu dalam menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan ALLAH lah kamu mendapatkan kesentosaan, keselamatan dan keuntungan.
• Biarlah bencana itu menimpamu dan jangan sekali-kali kamu mencuba menhindarkannya dengan doa dan shalatmu, dan jangan pula kamu merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, kerana panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka.
• Sebenarnya, bencana yang datang kepadamu itu bukannya akan menghancurkanmu, melainkan sebenarnya adalah akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. ALLAH berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”
(QS 47:31).” -~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• “Janganlah bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan dan jangan pula mencuba menghindarkan diri dari malapetaka. Keuntungan itu akan datang kepadamu jika memang sudah ditentukan oleh ALLAH untukmu, baik sengaja mencarinya maupun tidak. Malapetaka itu pun akan datang menimpamu, jika memang telah ditetapkan oleh ALLAH untukmu, baik kamu membencinya, maupun mencuba menghindarkannya dengan doa dan solat atau menghadapinya dengan penuh kesabaran, kerana hendak mencari keredhaan ALLAH.”
~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• “Taubatlah engkau dari riak dan nifaq. Janganlah malu mengakui hal itu atas dirimu. Yang kuat di antara manusia mulia adalah mereka yang semula munafik. Oleh yang demikian, berkatalah sebahagian ulama, “Tidak ada yang mengetahui hakikat ikhlas kecuali murai (orang riak)”. Yang paling beruntung ialah mereka yang ikhlas mulai dari awal hingga akhirnya.”
~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani
• “Fikirlah bahawa di dunia ini, suatu yang kamu cintai tidak akan kekal selamanya. Tidak abadi, pasti fana. Jika hal ini telah benar-benar kamu sedari, tentu kamu tidak akan melupakan-Nya walau sekejap pun. Namun, kebanyakan tidak ada manusia yang mengingatkan hal itu. Barang siapa telah merasakan, bererti telah mengetahuinya. Manusia yang demikian adalah termasuk salah satu dari mereka yang tidak tahan tinggal bersama makhluk..
~ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani